HAFALAN SHOLAT DELISA

 

RESENSI HAFALAN SHALAT DELISA





IDENTITAS BUKU

      1. Judul buku                  : Hafalan Shalat Delisa

2.  Penulis buku               : Tere Liye

3.  Penerbit                      : PT Sabak Grip Nusantara

4.  ISBN                           :  978-623-96074-8-7

5. Tahun terbit                  : 2021

6 .Jumlah halaman          : 290 halaman

 

SINOPSIS / RINGKASAN ISI BUKU

Delisa berumur 6 tahun dan memiliki tiga saudara yaitu Fatimah, Aisyah, dan Zahra. Ibunya, Ummu Salamah adalah seorang penjahit sekaligus pembordir pakaian yang sering dipesan oleh tetangga-tetangga dekat rumahnya. Sedang Abi Usman, ayahnya, bekerja di kapal tanker perusahaan minyak internasional.

Keluarga Delisa tinggal di komplek perumahan sederhana. Tepatnya, di sebuah daerah tepi pantai bernama Lhok Nga. 

Kehidupan gadis ini biasa-biasa saja. Layaknya, anak anak yang seumuran dengannya; pergi ke sekolah, bermain hingga sore, mengaji, bercanda dengan kakak-kakaknya, dan sebagainya.

Dalam keluarganya ada salah satu kebiasaan yang sudah berjalan lama, yaitu memberikan hadiah kalung emas bagi setiap anak yang menyelesaikan tugas hafalan shalat dari sekolah. Seperti yang telah dilakukan Fatimah, Aisyah, dan Zahra. Delisa sebagai anak paling bungsu akhirnya mendapat giliran.

Hasrat terhadap kalung emas menjadikannya terpacu untuk menuntaskan hafalan. Akan tetapi, hal tersebut tidak mudah.  Hari-harinya terasa rumit.  Hafalannya morat-marit. Bacaannya terbolak balik. Sering lupa, dan macam-macamlah urusannya.

Hingga akhirnya, Aisyah membuat tekhnik jembatan keledai untuk membantunya. Benar saja, dengan cara itu, dia menjadi lebih lancar dan mudah dalam menghafal.

Saat-saat yang dinanti akhirnya tiba. Delisa berangkat bersama umminya ke sekolah untuk ujian hafalan. Sungguh, keduanya tidak tahu bahwa hari itu adalah hari yang sangat naas.

Satu per satu anak menyetorkan hafalan sekaligus praktik hingga tiba urutan Delisa. Persis, ketika dia mengangkat takbiratul ihram dan ucapan itu hilang dari lisannya lantai laut retak. Seketika dasar bumi runtuh dan merekah sampai ratusan kilometer. Gempa menjalar dahsyat, mengguncang Banda Aceh hingga Lhok Nga.

 

Delisa yang terkena pecahan kaca pas bunga akibat gempa tetap tak hirau dan berusaha meneruskan bacaannya. Sementara itu, gelombang tsunami yang menggulung lautan sedang menyapu ke bibir pantai.  Lalu, tanpa ampun memberangus semuanya; pepohonan kelapa, lapangan bola, tiang-tiang gawang, rumah-rumah warga, hingga meunasah yang indah.

Ketika dia mengangkat takbir untuk bersujud, air menerabas ke sekolah. Menghantam tembok hingga rekah. Dirinya tersapu. Terseret air. Terlempar ke mana-mana. Tubuhnya yang rapuh terbentur segala macam benda. Luka dan lebam di sana sini.

Hari itu, Ahad 26 desember 2004 menjadi catatan kelam di Bumi Pertiwi. Terkhusus lagi bagi orang-orang  yang baru pertama mengalaminya.

Saat seluruh dunia berhiruk pikuk dengan bencana, bersama kesedihan yang menyeruak di mana-mana. Delisa tidak diketahui keberadaannya. Entah hidup atau mati

KELEBIHAN/KEUNGGULAN BUKU

Novel ini menarik dan mudah di pahami, disusun dengan tulisan - tulisan sederhana namun sangat berkesan. Mengandung nilai - nilai religius dan nilai sosial yang tinggi. Dalam novel ini tergambar keharmonisan suatu keluarga. Kisah ini banyak mengandung kisah inspiratif, yaitu kisah seorang anak yang berusia 6 tahun yang berjuang untuk menghafal hafalan shalat agar sempurna ketika pengambilan nilai. Ia juga menerima ujian dari Allah SWT dengan ikhlas.

KEKURANGAN/KELEMAHAN BUKU

Karakter yang kurang berkembang. Beberapa karakter pendukung dalam novel ini kurang mendapat pengembangan yang mendalam. Fokus cerita yang lebih banyak pada Delisa membuat karakter lain tidak terlalu menonjol. Dan Tema yang berat untuk sebagian pembaca. Meski pesan moral dan religius yang diangkat sangat positif, ada pembaca yang merasa bahwa tema bencana besar dan kehilangan yang tragis mungkin terlalu berat, terutama bagi anak-anak atau pembaca yang lebih sensitif

KESIMPULAN

Alisa Delisa merupakan seorang gadis kecil yang ingin menghafal hafalan shalat untuk ujian praktek yang akan dilakukannya di depan kelas. Awalnya ia sangat bersemangat menghafal karena Ummi nya membeli kalung emas serta sepeda dari Abinya sebagai hadiah kelulusan ujian praktek Delisa. Tapi kejadian yang tak terduga terjadi, bencana tsunami melanda ketika ia sedang menghafal di depan kelasnya, hal itu membuat Delisa kehilangan keluarganya, kehilangan satu kakinya. Namun ia tetap tegar menerimanya dan ia sangat bersyukur masih memiliki Abi, cobaan ini  membuat Delisa belajar memahami akan arti kesabar dan keikhlasan.

 

RESENSATOR: Talitha Adhwa Nabiila

KELAS           : X-1


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PULANG-PERGI

HILMY MILAN

ARCHIPELAGOS