HABIBIE & AINUN

 

RESENSI BUKU

Identitas buku

Judul buku           : Habibie & Ainun

Penulis buku        : Bacharuddin Jusuf Habibie

Penerbit                 : PT THC Mandiri (Jakarta)

Tempat terbit       : Jl. Kemang Selatan No 98 Jakarta 12560-Indonesia

Tahun terbit          : 2010

Tebal buku/hal    : 321 hal

Harga buku           : Rp.80.000

 

SINOPSIS

 

        Buku ini diluncurkan pada tanggal 30 November 2010 di Jakarta. Menceritakan berbagai kisah cinta menarik antara Pak Habibie dan Ibu Ainun. Mulai dari perjumpaan keduanya yang menjadi awal segalanya, keseharian dalam mengarungi bahtera rumah tangga hingga kejadian memilukan tatkala sang takdir Ilahi memisahkan keduanya. Selain itu para pembaca juga akan menemukan beberapa untaian doa dan puisi cinta yang pernah ditulis keduanya. Tak berlebihan jika Habibie mengatakan saat dirinya menulis buku ini tiap halamannya penuh dengan tetesan air mata. Menurutnya kehadiran Ainun yang telah mendampinginya selama ini, telah menjadi api yang selalu membakar energi semangat dan jiwanya dalam menjalani hidup. Sekaligus laksana air yang selalu menyiram dan meredakan gejolak jiwanya hingga kembali tenang.

        Sejak sang permaisuri menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Ludwig Maximilian University (LMU) Muenchen, Jerman, Habibie masih merasa jika Ainun tetap berada di sisinya. Setiap ia keluar dari ruang kerjanya, tiba-tiba ia merasa berada pada sebuah dimensi ruang dan waktu yang lain. Sebuah dimensi dimana Ainun belum berpisah ke alam Barzah. Wajah sang istri seperti melekat disetiap sudut matanya, hadir dimanapun Habibie berada. Oleh karena itu, menurutnya hadirnya buku ini telah menutupi kekosongan jiwanya dari hari ke hari, bulan ke bulan mengikuti perjalanan sang waktu.

        Buku ini terdiri dari 37 bab. Masing-masing babnya mengandung hikmah tentang kehidupan dari sang profesor. Gaya ceritanya yang sederhana, menjadikan para pembaca ingin terus menyaksikan apa-apa saja tingkah pola Habibie dan Ainun di belakang layar pentas nasional. Sehingga para pembaca akan menemukan sebuah bacaan yang berbeda. Layaknya sebuah novel, Habibie mampu menyajikan sebuah alur cerita unik dan menawan sehingga begitu lekat dimata para pembacanya. Seperti perjuangan Habibie muda saat mengungkapkan perasaan cintanya kepada Ainun, cerita dibalik pendirian Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), dibalik layar pemunculan dan terbang perdana pesawat buatan anak bangsa N250 Gatotkoco, hingga suasana duka kepergian sang istri tercinta serta beragam kisah lainnya yang rugi jika terlewatkan.

 

 

KELEBIHAN BUKU

 

        Pak Habibie berhasil membuat pembaca seolah mendengar secara langsung bahwa beliau sedang berbicara dan bercerita. Isi dari buku ini tidak melulu tentang kisah cinta, kisah sejarah Indonesia, dan ide-ide pemikiran Pak Habibie juga dibubuhkan di dalamnya. Perjuangan Pak Habibie dalam membangun industri dirgantara Indonesia juga digambarkan dengan detail.

 

KEKURANGAN BUKU

 

        Kalimat-kalimat dalam cerita sedikit membingungkan dan sulit untuk dimengerti. Masih ditemukan kesalahan pengetikan dan kata ganti orang yang tidak konsisten antara saya dengan aku. Buku ini mungkin akan lebih terasa jika dibubuhi dengan foto-foto Pak Habibie dan Ibu Ainun.

 

KESIMPULAN

 

        Bacharuddin Jusuf Habibie amat sangat mencintai dan menyayangi belahan jiwanya Ainun Habibie yang menjadi pemicu seorang Habibie untuk menuliskan buku yang berjudul Habibie & Ainun. Beliau merasa telah kehilangan separuh jiwanya yang selalu menemaninya selama 48 tahun dan 10 hari (12 Mei 1963 s.d. 22 Mei 2010). Akhirnya dengan kondisi dan keadaan jiwa setelah ditinggal kekasih hai dan dalam menghadapi kondisi emosional tersebut Habibie melakukan kegiatan yang melibatkan secara intensif pikiran maupun emosionalnya, yaitu dengan menulis. Menulis hari-hari bersama separuh jiwanya tersebut Ibu Ainun Habibie.

 

PESAN MORAL

 

        Pesan moral yang terdapat dalam buku Habibie dan Ainun adalah pentingnya melaksanakan kewajiban sebagai suami maupun istri, membangun dan menjaga komunikasi dengan pasangan, serta keteguhan agar tetap berada di jalan yang benar


DIRESENSI OLEH :

RAHEL ISNAELA ANGELY

KELAS XI IPA 1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PULANG-PERGI

HILMY MILAN

NARASI PERIHAL AYAH